Minggu, 09 Oktober 2011

Mereka Inspirasiku Menulis


  
Cerpen dalam bentuk narasi ini pernah saya ikutkan dalam lomba cerpen dengan tema :
Inspirasi Menulis pada tanggal 22 Maret 2011.

 
Mereka Inspirasiku Menulis

Oleh :  M.Yusuf Putra Sinar Tapango

“Duuh.seneng yah, kalo bisa curhat lewat sebuah tulisan.Itu adalah sebuah kalimat yang pernah masuk dalam inbox Fbku. Menulis adalah hal yang sebenarnya, jarang aku lakukan. Namun aku suka membaca. Ketika remaja, aku suka baca cerpen maupun novel. Beranjak dewasa, kebiasaan membaca novel maupun cerpen itu menjadi berkurang. Buku yang sering aku baca berubah, yaitu tentang pengembangan diri, psikologi, dan lainnya. Membaca novel hanya sesekali saja, itu pun yang menginspirasi, bukan tentang percintaan. 
Singkat cerita, aku pernah mengalami sebuah kisah percintaan yang menyedihkan. Kisah itu sangat membekas. Beberapa tahun kemudian tepatnya di tahun 2008, di sela-sela istirahat bekerja, aku iseng menulis kisah itu dalam bentuk cerpen. Cerita ini aku beri judul DIANTARA DUA PILIHAN sesuai dengan kisahku. Aku menulisnya di kertas menggunakan pensil, dan tulisan itu bersambung terus. Karena menulisnya di sela-sela istirahat kerja, cerpen ini selesei hingga beberapa bulan. Lalu kusalin di komputer, aku print dan baca. 
Cerpen itu  kemudian kuperlihatkan  pada teman-teman dekat saja. Tanggapan mereka, cerpen itu menyedihkan, mereka terhanyut dalam cerita,  kukatakan itu adalah kisah nyataku. Kemudian cerpen yang telah kuprint tadi, akhirnya kusimpan saja dalam laci meja kerjaku. Dan yang di komputer, kusimpan rapih dalam file tersendiri, kubaca sesekali di waktu senggang.
Pada tahun berikutnya, keisengan membuat cerpen kembali muncul. Aku mencoba menulis cerpen bertemakan cinta, dengan gaya anak gaul. Cerita ini fiktif,  benar-benar daya hayalku saja, yang sedang melambung tinggi. Cerpen ini hampir setahun baru selesai. Entahlah apakah ini patut disebut cerpen atau bukan, ceritanya panjang berjumlah lebih dari 10 halaman, aku sendiri menyebutnya cerpan(cerita panjang). Judul cerpen itu : MAWAR MERAHKU HANYA ADA SATU, entahlah tiba-tiba saja tanganku menulis dan menulis. Tapi kadang-kadang berhenti karena kehilangan ide cerita. 
Dari situ aku tahu, jika menulis itu harus dengan hati yang tenang, mood yang baik, hingga kita bisa menghasilkan sebuah cerita yang tertuang dari hati. Akhirnya cerita itu kelar juga. Aku print, membacanya di sela-sela waktu yang ada. Membaca tulisan itu, aku sendiri merasa heran, kok bisa yah menulis seperti ini.  Seolah tak percaya pada diriku sendiri, karena  cerpen itu bagus menurutku. Berbeda dengan cerpen sebelumnya, cerita ini sengaja aku perlihatkan kepada teman-teman, berharap mereka mengomentarinya.
 Komentar  teman-teman pun macam-macam. Ada yang tidak percaya kalo itu tulisanku, ada yang bilang bagus, ceritanya romantis, membuat penasaran dan macam-macam lagi komentarnya. Intinya mereka menyukai cerpen itu. Sedikit bangga dibuatnya. Kemudian cerpen itu kembali hanya menjadi koleksi pribadi, yang tersimpan rapih dalam file komputer.
Awal januari 2011 aku membuka akun facebook  yang telah lama tidak kukunjungi. Yah, aku memang mempunyai dua akun facebook. Akun yang sering update isinya adalah teman-teman main, dan teman yang aku kenal lewat dunia maya. Sementara akun facebook yang kedua, isinya adalah teman kantor dan teman kampus dulu. Nah.. saat membuka akun kedua ini,  kulihat tulisan seorang teman perempuan di note facebooknya. Ada cerpen yang berjudul RUMAH BINTANG, kubaca cerpen itu. Alur ceritanya sederhana, namun punya pesan moral di dalamnya. Yang menarik adalah catatan kaki di bawahnya, ia menulis bahwa cerpen itu diikutkan lomba dan ada info lomba juga tertulis disitu. 
Membaca itu, tiba-tiba timbul dalam benakku muncul rasa penasaran. Ada hasrat yang meluap-luap. Seperti ada yang membisikiku. “Hei..Rendy, hayo kamu juga bisa seperti dia, ikuti lomba itu.” Spontan jadi teringat dua cerpenku. Kubaca sekali lagi catatan temanku itu, kulihat dengan seksama persyaratannya. Ups, ternyata naskah cerpen yang dikirim maksimal 4 halaman. Niatku jadi surut karena cerpenku lebih dari jumlah itu. Tidak kehabisan akal, kubuka google dan search tentang cerpen. 
Lalu kutemukan sebuah blog seseorang, namanya gen22 blog, di sana tertulis kalimat bahwa semua cerpen yang terkirim ke blog ini akan diterbitkan. Aku pun tersenyum. Kubaca cara pengiriman cerpennya. Setelah tahu caranya, tanpa pikir panjang pada tanggal 25 januari 2011, naskah cerpen DIANTARA DUA PILIHAN kukirim ke email pemilik blog. Sewaktu mengirim naskah itu, tak lupa aku memperkenalkan diri, memberitahunya bahwa ini adalah kisah nyataku, dan baru pertama kali  mempublikasikan ke media. Setelah mengirim cerpen itu aku tidak pernah membuka blog itu lagi.
Pada tanggal 31 Januari 2011 aku pulang ke kampung halaman, karena ada urusan keluarga. Sejak di kampung kesibukan bercengkerama dengan keluarga, membuatku absen di internet. Tanggal 5 feburari 2011 aku kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan, aku buka Facebook lewat handphone, mau update status lebay, otw Jakarta, hehe. Facebook terbuka, kulihat ada beberapa inbox yang masuk dan permintaan pertemanan. Kubuka inbox terlebih dahulu. Heran, bertanya-tanya sendiri dalam hati. Siapa mereka ini, tak satupun aku kenal, semuanya adalah perempuan. 
Kubaca satu persatu, rata-rata isi pesannya salam kenal dan cerpen kakak  keren loh, bahkan ada yang bilang kalo dia sampai nangis saat baca cerpen itu. Aku semakin penasaran dibuatnya. Cerpen yang mana, baca di mana, aku tidak mengenal mereka. Kubalas pesan salah satu diantara mereka. Bertanya cerpen apa, judulnya apa, dan di mana bacanya. Tidak sampai dua menit ada inbox kembali masuk. Balasan pesanku tadi, ia bilang  cerpen itu di bacanya lewat internet dan menyebutkan judulnya. Ah..itu memang tulisanku. Teringat pada gen22 blog, cerpenku mungkin sudah dimuat di blog itu, pikirku. 
Tiba di Jakarta aku segera menuju Bekasi dengan menaiki bus. Setibanya di kost, kusimpan barang-barang dan lansung menuju warnet. Lansung mencari gen22 blog. Dan ternyata benar, cerpen DIANTARA DUA PILIHAN telah dimuat pada tanggal 28 januari 2011. Lansung dimuat sehari setelah aku mengirimnya. Aku jadi senang, ternyata tulisanku disukai orang, kutahu itu karena membaca beberapa komentar di situ. Itulah awal pertama yang membuatku terinspirasi untuk menulis. Aku harus menulis. Seperti itu bisikan hatiku. Lalu kulihat ada permintaan pertemanan yang masuk di facebook. Wooh... sedikit kaget dan senang ternyata dia adalah teman lama, bahkan beberapa tahun tidak berkomunikasi dengannya.
 Kuterima permintaan pertemanan itu. Namanya Yani Puspaning Asih tinggal di Bandung. Ternyata ia juga sedang online. Kami lalu mengobrol banyak Sambil ketawa ketiwi, layaknya seorang teman yang telah lama tak berjumpa. Disaat sedang seru-serunya ngobrol, kutawari ia membaca cerpenku. Ternyata ia suka. Ia lalu memberitahuku, kalo punya teman seorang penulis yang suka ikutan lomba. Senang mendengarnya, karena katanya ia mau mengenalkannya padaku. Akhirnya aku add akun facebook temannya, temenku itu. Namanya Tsuraya Widuri. Aku menyapanya dengan panggilan Mbak Widuri. Akhirnya kami berkomunikasi, ia pun mengajariku banyak hal. 
Membaca cerpenku, ia pun bilang kalo aku punya bakat menulis, kembangkan, sayang kalo bakat itu disia-siakan, begitu katanya. Aku pun jadi sangat terinspirasi oleh semua ucapannya. Semangat menulis itu datang menggebu-gebu. Ia begitu mensupport, memberi bimbingan, menyemangati, mengkritik tulisanku, hingga akhirnya aku mulai sedikit mengerti bagaimana menulis itu. Mbak Widuri kemudian memberiku info tentang lomba menulis cerpen kecil-kecilan yang di selenggarakan oleh Mbak Okti Li. Ada  3 tema  lomba, yaitu:
 1. Generasi muda (Muslim) say NO to valentine!
2. Menanam gemar membaca kepada generasi muda
3. Andai anakku jadi TKI, jadilah TKI yang benar, mandiri dan berani.

       Aku mulai menulis, membuat cerpen untuk tema no.1 dan no.3. Menulis cerpen itu, kubuat bersambung. Maklum aku mengetiknya di warnet. Lalu ku copy paste ke note Fbku, begitu seterusnya hingga selesai, setelah itu kukirim untuk ikut lomba tadi. Aku terus menulis cerpen yang lain, semangat menulisku sedang menggebu-gebu. Menunggu hasil pengumuman lomba dari Mbak Okti Li membuat hati deg-degan. Penasaran. Hampir setiap hari aku meluncur untuk sekedar mengintip apakah pengumuman itu telah ada. Dalam perjalanan ke facebook Mbak Okti Li itu, akhirnya kutahu bahwa lomba-lomba seperti ini, banyak diadakan di facebook.
      Tanpa malu aku meminta pertemanan pada beberapa teman yang kutemukan di sana. Harapku untuk memperbanyak teman penulis, agar kelak bisa bertanya kepada mereka tentang dunia menulis. Akhirnya kutemukan kenyataan, bahwa kebanyakan teman-teman itu berada dan bekerja di Hongkong. Decak kagum pun akhirnya terbersit di hatiku, mengetahui mereka berkarya. Kutahu itu saat kuintip beberapa foto teman, yang telah menerima permintaan pertemananku. Yah, ada foto sampul buku dan nama-nama penulis yang terlihat di sana. Dari nama-nama itu, beberapa telah menjadi temanku di facebook
      Hatiku pun menjerit girang, wooh... aku telah berteman dengan mereka. Aku pun akhirnya berteman dengan seseorang bernama Indira Margareta. Mengobrol dengannya begitu menyenangkan, seperti teman lama yang baru bertemu lagi. Ia menerima dengan baik kehadiranku sebagai temannya. Aku pun merasa hangat disela-sela perbincangan kami lewat Yahoo Messenger. Cerpenku dilihatnya, dibantainya. Belakangan kutahu jika ia seorang penulis, dan aku jadi banyak belajar darinya. 
     Kini memiliki teman-teman yang hebat seperti mereka, menjadikanku lebih dan lebih terinspirasi untuk menulis. Belajar menulis dan terus berkarya. Aku jadi tahu kini bahwa menulis itu asyik, dan benar adanya inbox yang pernah masuk di facebook-ku, bahwa curhat lewat tulisan itu asyik yah...dan ternyata menulis itu, mampu membawa daya hayalku terbang tinggi, melampaui cakrawala yang tak terbatas, oleh ruang dan waktu. Sekarang, selain bercita-cita menjadi pengusaha, aku pun ingin menjadi penulis profesional.

THE END

1 komentar: